Ya, mungkin kita sering bicara, tapi sudah lama kita tak duduk saling berhadapan sambil ngobrol ini itu dan tertawa ngakak bersama.
Ya, mungkin aku pernah sesekali melihatmu sekilas, tapi sudah lama aku tak melihat senyummu yang sumringah dan matamu yang hanya memandangku saat kita sedang berdua.
Jadi ya, aku rindu padamu. Sangat.
Aku rindu padamu seperti halnya bunga hias yang kuletak di atas meja kantorku di lantai 5 merindukan matahari. Bunga itu kelihatan sedih dan kesepian. Meskipun begitu, dia tetap hidup. Mungkin karena aku masih memberinya air dan sesekali membiarkan matahari pagi menyelinap masuk dan menyentuhnya sedikit.
Sama seperti halnya dirimu, Three. Mungkin karena sesekali Tuhan membiarkan kau mengingatku, menyelinap masuk dalam pikiranku dan menyentuh lembut hatiku.
Jadi aku tetap menunggumu, Three, seperti halnya yang sering kau minta padaku.
Setiap kali aku melewati tempat-tempat yang pernah kita lalui bersama, aku selalu terkenang akan dirimu, Three.
Aku bahkan terkenang padamu saat mendengar lagu-lagu yang pernah hadir ketika aku bersamamu.
Ah, seandainya hidup punya tombol "click to save" supaya aku bisa menyimpan semua kenangan saat bersamamu itu dan memutarnya kembali saat aku rindu.
Kadang aku penasaran, apakah saat kita merindukan seseorang, orang itu bisa merasakannya dan bayanganmu melintas dalam benaknya?
Kalau memang iya, apakah itu penyebabnya kau kadang tiba-tiba muncul menyapaku dan membuat hariku indah, Three?
Tapi kalau tidak, lalu apa artinya semua hal tentang dirimu, Three?
Apakah jauh di lubuk hatimu kau juga rindu saat-saat bersamaku sehingga kau minta kita untuk bertemu?
Aku selalu rindu, Three. Tapi Tuhan selalu tahu kapan waktu yang tepat untuk mengingatkan hatimu padaku.
Ya, mungkin pernah beberapa kali kau membuatku sedih karena melupakan aku yang dengan sabar menunggumu.
Mungkin terkadang aku merasa kesal dengan sikapmu yang bisa tiba-tiba berubah hingga membuatku merasa disingkirkan.
Namun semuanya sirna begitu saja tiap kali aku ingat bagaimana kau membuatku tersenyum dan tertawa, bahkan di saat aku menangis sekalipun.
Ah, seandainya kau punya tombol "push to open" di dadamu supaya aku bisa melihat apakah ada aku di dalam hatimu, Three.
Katanya ucapan adalah doa, Three.
Jadi tiap kali aku bernafas dan memikirkanmu, aku mengucapkan keinginan itu.
Katanya kalau kita sangat menginginkan sesuatu begitu kuatnya maka seluruh alam semesta akan membantumu mewujudkannya.
Adakah kau merasakan energi itu saat seluruh jagat raya mengantarmu kembali ke dekatku, Three?
Tidak ada yang namanya kebetulan di dunia ini.
Semuanya terjadi karena ada alasannya.
Segala sesuatunya saling berkaitan karena ada penyebabnya.
Orang-orang hadir dalam hidup kita karena ada tujuannya.
Tuhan bekerja dengan cara yang super misterius dan luar biasa indah.
Dia mengenal kau dan aku setiap detilnya, Three.
Terkadang saat aku memetakan jejak, aku merasa awalnya kita berjalan masing-masing dari ujung yang satu dan ujung yang lain.
Jalan itu tidak lurus, Three, namun berkelok-kelok di tengah, menyimpang sejenak ke tempat lain, membuat kita berhenti sesaat, bahkan juga menjauh satu sama lain.
Namun akhir-akhir ini aku seperti melihat dirimu di ujung jalan di depanku.
Ingin rasanya aku berlari dan segera mendapatimu.
Tapi Tuhan punya cara yang manis untuk mempertemukan kita lagi.
Saat kita masih berupa zat-zat yang melayang-layang di atas sana, Three, kita adalah sepasang zat bahagia yang saling berpegangan satu sama lain.
Namun lalu aku harus pergi lebih dulu ke bumi dan meninggalkanmu di sana melayang sendiri.
Sebelum kau melepaskan peganganmu padaku, kau berkata: "Tunggulah aku di sana. Aku pasti akan menemukanmu dan kita akan bersama lagi."
Jadi sampai saat ini aku tetap menunggumu dan menyimpan hatiku utuh, Three.